Para Warok, Dibulan suci ini kita mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri dan menguatkan jatidiri sebagai pengamal warok sejati. Ketika dahulu Ki Ageng Mirah dengan bimbingan para wali menguatkan citra warok sebagai jatidiri wong Ponorogo dengan berusaha menebarkan cahaya Islam dalam gelapnya aqidah , maka sejatinya saat kini sebagai warok masa kini , hendaklah mengembalikan jaridiri warok sebagaimana diajarkan oleh para leluhur kita.
Salah satu ajaran itu adalah laku tirakat, yang merupakan bentuk lain dari ajaran puasa dalam Islam. Maka ketika kita temui pesan Rasulullah SAW ; “Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan dasar iman dan ihtisab, niscaya diampunkan dosa-dosanya terdahulu.” inilah hakekat penyucian diri seorang warok. Allah sangat mencintai kesucian baik suci secara lahir ataupun suci secara batiniah dalam arti luruhnya dosa-dosa kita sehingga kita kembali menjalani fitrah sebagai manusia sempurna. Warok Sejati .
Telah kita bicarakan dalam renungan kita yang lalu bahwa seorang warok itu memiliki kekuatan tidak dalam hal fisik saja akan tetapi kekuatan dalam hal keteguhan pengendalian diri. Kalau tidak maka tidak bisa disebut warok, karena warok adalah orang yang berhasil menghindari maksiat dan hal-hal yang tak berguna. Maka sejalan dengan hikmah puasa sesungguhnya puasa itu juga mampu menguatkan rasa pengendalian diri bagi seorang warok, untuk tidak mengumbar hawa nafsunya
ada beberapa tips dalam puasa :
- Kita hendaklah selalu bergiat dan bersemangat dengan amalan yang baik agar bulan Ramadhan Mubarak ini dapat memberi peluang emas dalam melakukan muhasabah atau penilaian terhadap nilai amalan ibadat selama ini.
- Kita hendaklah lebih tekun dan bergembira dalam menunaikan sholat fardhu dan sholat Tarawih dengan berjamaah,dan meramaikan masjid . Rasulullah SAW telah bersabda bahwa .. “Sesiapa saja sholat (berjamaah) bersama imam (lalu ditunggunya) sehingga imam beredar (beringsut dari tempat duduknya), niscaya akan ditulis baginya ganjaran beribadat satu malam”.
- Semasa kita merasakan “lapar” karena “menahan” dalam melaksanakan ibadah puasa, ingatlah selalu bahwa kita adalah makhluk yang lemah.
- Rebutlah peluang pada bulan Ramadhan ini untuk menjauhi buat selama-lamanya segala sesuatu yang tidak bermanfaat. Jauhilah segala yang dapat mendatangkan mudharat.
- Ketahuilah bahwa Allah SWT bersifat Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Allah menerima taubat daripada orang-orang yang bertaubat. Dan Allah juga bersifat Maha dahsyat siksaanNya. Ketahuilah pula bahwa Allah adakalanya menangguhkan siksaanNya, tapi ketahuilah bahwa Allah itu samasekali tidak pernah lengah dan lalai. Besegeralah memohon kemaafan dari pihak yang pernah terzalimi sebelum ia sempat merebut dan merampas pahala amal soleh yang kita lakukan.
- Ketahuilah bahwa Allah SWT memang membolehkan hambaNya melakukan sesuatu yang akan menghibur diri. Menghabiskan masa untuk semata mata berhibur santai, niscaya akan melenyapkan peluang buat merebut kebajikan. Ingatlah, apabila anda melakukan maksiat lalu Allah menutupi kasus anda, maka sadarilah bahwa yang demikian itu adalah satu peringatan buat anda, agar anda segera bertaubat. Bersegeralah bertaubat. Tanamkanlah azam (keteguhan hati) untuk tidak kembali malakukan maksiat. Hindarilah bergaul dengan teman-teman jahat. Giatlah bergaul dengan golongan solihin dan orang-orang yang baik.
- Jauhilah sifat “mubazir” dalam perbelanjaan, makan-minum, dan lain-lain di dalam bulan Ramadhan ini. Perbuatan mubazir adalah satu perbuatan yang amat dibenci oleh Allah. Mubazir itu perbuatan syaithan. Perilaku mubazir akan mengurangkan amalan sedekah. Padahal amalan sedekah akan mendapat ganjaran pahala yang besar dari sisi Allah Azza wa Jalla, serta akan membuka berpuluh puluh pintu kebaikan dan rezeki. Jangan berlebih-lebihan dalam hal menyediakan berbagai jenis makanan berbuka (dan sahur). Hal ini akan membuat ahli keluarga sibuk, lantas mereka akan kehilangan peluang di siang (dan malam) hari memperbanyak tilawah Al-Quran. Kurangilah kegiatan mendatangi pusat-pusat perniagaan pada malam-malam bulan Ramadhan, terutama sekali di akhir Ramadhan, agar masa keemasan tersebut tidak hilang lenyap tanpa bekas dalam jiwa dan pembinaan karakter shaum Ramadhan ini.
- Bergiatlah memperdalam ilmu dalam bidang tafsir Al-Quran, Hadis Rasulullah SAW, sejarah Islam, dan ilmu-ilmu agama, karena menuntut ilmu adalah ibadat. Bimbinglah orang yang di bawah penjagaan kita ke arah yang bermanfaat dalam hal agama. Anak turunan yang dalam bimbingan kita akan lebih mudah menerima bimbingan dari pembimbingnya bila dibanding jika diberikan oleh orang lain.
- Rebutlah peluang beriktikaf walaupun hanya sebentar. Sebaik baiknya manfaatkan 10 malam Ramadhan terakhir, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah.
- Bergiatlah melakukan Qiyamullail di sepuluh malam terakhir Ramadhan karena di dalamnya terdapat malam utama, yakni Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.
- Janganlah sekali-kali berbuka di siang hari tanpa uzur syar’i. Barang siapa berbuka pada suatu hari di siang hari di bulan mulia ini, ia tidak akan dapat mengganti (mengqadha)nya dengan puasa walau satu tahun.
- Bercita citalah dengan teguh hati untuk melanjutkan kebiasaan baik yang dapat dibuat di dalam bulan Ramadhan Mubarak ini. Berharaplah akan meneruskan kebiasaan baik itu sesudah bulan Ramadhan berangkat meninggalkan kita kelak. Rebutlah peluang dan kesempatan untuk melakukan puasa-puasa sunat, dan jangan hanya merasa cukup karena telah berpuasa dengan puasa Ramadhan ini saja. Masih banyak kesempatan berpuasa sunat di luar Ramadhan