Laman

Rabu, 11 Agustus 2010

ZUHUD SANG WAROK

SELAMAT PUASA
Berlebihan itu tidak baik, meskipun dalam hal ibadah. Allah memerintahkan kepada kita sekalian untuk tidak berlebih-lebihan. Karena Islam mengajarkan kepada kita sekalian beribadah sesuai dengan kemampuan, kepatutan, dan kewajaran. Memang ada, ibadah yang berlebihan ? Saya pernah ditanya oleh seorang wanita, yang merasa iri dengan kaum laki-laki dibulan ramadan.Pernyataan semacam itu sekilas memang baik apabila dikaitkan dengan semboyan berlomba-lombalah dalam kebaikan, sedangkan ibadah puasa adalah termasuk kebaikan.
namun apabila kita renungkan secara jernih, pernyataan sahabat saya itu mengandung nafsu sahwat untuk memperoleh kebaikan ( baca : keuntungan) pahala yang berlipat-lipat di bulan penuh rahmad ini. Dan itulah nafsu, seringkali nafsu mengalahkan keiklasan kita dalam tawakal kepada Allah. Dan disini,dapat kita cermati, pernyataan tidakpuasnya atas ketetapan Allah tentang halangan berpuasa bagi wanita ( menstruasi) adalah akibat dari nafsu
Jadi waspadalah saudaraku, untuk memurnikan niat memang perlu perjuangan yang keras, bahkan itulah jihad yang paling besar.

Rasulullah Muhammad SAW, suatu saat bepergian jauh dengan para sahabatnya disaat puasa. Diantara para sahabat ada yang menjalankan puasa, ada pula yang tidak berpuasa. Ditengah perjalanan yang terik, mereka kepanasan, sebagian berlindung dengan mantelnya, namun sebagian yang lain lagi
, terpaksa berjatuhan kehabisan tenaga karena menjalankan ibadah puasa. Kemudian para sahabat yang tidak berpuasa menolong saudara-saudaranya untuk membuatkan pelindung dari pohon kurma. Rasulullah memuji sahabatnya itu, dan menyatakan sahabat yang tidak puasapun membawa pahala yang sangat banyak.
Kisah ini, bukan melegalkan kita untuk seenaknya dan semaunya menjalankan ibadah puasa, tetapi menempatkan pada hakekat yang sebenarnya, bahwa Islam adalah agama yang manusiawi dan mengajarkan perilaku umatnya untuk bersikap sewajarnya pula

Tidak benar bahwa Islam itu mengajarkan kekerasan. Islam itu tegas, pernyataan ini memang tidak disangkal, tetapi ketegasan itu tetap masih dalam ukuran yang dapat dilakukan manusia. Apabila Manusia mendapat halangan, maka boleh saja ibadah itu ditunda, seperti halnya Puasa para sahabat tersebut, dapat ditunda lain kali. Penundaan ( khodo') itu tentu tidak semena-mena , akan tetapi ada syarat-syarat, misalnya boleh menunda puasa apabila dalam perjalanan untuk tujuan kebaikan dan bersifat penting, dalam jarak yang jauh. Sedangkan apabila puasa maka dikawatirkan akan menghalangi tercapainya hajat umat itu.
ibadah tidak menghalangi manusia untuk berprestasi dan berkarya besar.

Itulah Indahnya Islam para warok gotrah Ponorogo, keseimbangan hidup , irama hidup tetap dijaga dengan indah dan harmonis. Berserah diri pada Allah adalah kunci untuk kita memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.