Laman

Rabu, 04 Agustus 2010

Gemblak

Warok bukan lesbian, warok tidak berperilaku abnormal. Gemblak itu cermin kasih sayang dan pengendalian nafsu GEMBLAK , BENARKAH WAROK ITU LESBIAN ?

Dalam kajian yang lalu , saya ulas dua sikap dasar warok yaitu, berani menghindar dari berbuat buruk ( Wara’ ). Dan punya kekuatan mengendalikan diri untuk tidak berlebihan dalam hidup ( zuhud ). Disinilah sekiranya dapat kita gali, seperti apa fenomena gemblak.

Saat ini memang sepertinya sudah tidak lazim ada gemblak. Selama decade akhir ini, saya belum pernah melihat ada seorang gemblak satupun. Hal ini memang sebuah budaya yang tergradasi oleh jaman. Sewaktu saya kecil, diera 70 an, tidak kurang dari 5 orang gemblak didesa saya. Semuanya berasal dari daerah di Trenggalek. Gemblak adalah seorang remaja pria yang ganteng untuk disewa sebagai Jathil ( salah satu penari reog ). Mungkin saat ini Jathil adalah seorang perempuan, sehingga tidak diperlukan seorang Gemblak.

Seorang Gemblak, biasanya dikontrak selama 2 atau 3 tahun, untuk dipelihara oleh suatu komunitas masyarakat Ponorogo. Setelah selesai kontraknya mereka digaji dengan seekor sapi sesuai perjanjian. Dalam operasional memelihara gemblak inilah, biasanya diberlakukan pergiliran selama 3 hari sampai 7 hari setiap anggota komunitas. Gemblak juga bisa disewakan pada kelompok lainya, dengan membayar kas. Sewa gemblak ini biasanya digunakan untuk mendampingi temanten Pria saat bertandang ke mempelai wanita. Seseorang akan bangga dan mencerminkan status social yang tinggi apabila punya banyak gemblak.

Dalam hal ini, saya tidak pernah membuktikan ada praktek Homoseksual dan penyimpangan, karena pergiliran dimaksud, sebatas pada gotong royong memberi makan dan mencukupi kebutuhan gemblak saat berada pada masa kontrak, sebagai jathil dan pelengkap sebagai simbul status sosial seseorang.

Lepas dari itu semua, ada sisi lain yang secara tradisional dianut sebagai pantangan apabila seseorang menempuh laku ( proses ) menjadi seorang warok. Pantangan itu adalah dilarang keras menjalankan Mo limo ( 5 M ) : yaitu Madon , Maling , Madad, Minum dan main. Seorang warok dilarang keras bermain perempuan, mencuri, Narkoba, minuman keras dan berjudi. Hal ini semata sebagai rumusan nilai wara’ bahwa warok harus menghindar dari melakukan hl-hal yang buruk.

Ini sama sekali tidak berhubungan dengan tudingan bahwa warok tidak suka perempuan. Kenyataanya mereka Hidup Normal, Punya Istri dan anak-anak. Larangan itu adalah larangan berbuat Zina ( Madon ) tetapi mereka tidak dilarang untuk punya istri dan keluarga.
Dengan demikian sama sekali tidak benar bahwa seorang warok memelihara gemblak untuk menyalurkan nafsu birahinya, karena dilarang berhungungan dengan wanita.