Mengapa jiwa sederhana? Karena dibalik jiwa ini terdapat jiwa besar, jiwa berani menghadapi kesulitan hidup, siap berkorban dan berjuang dengan segala resikonya, pantang menyerah, dinamis dan kreatif, mampu hidup dalam segala situasi dan kondisi.
Kebalikan jiwa sederhana adalah jiwa yang selalu dalam kemewahan dan kemudahan mereka akan mudah patah semangat saat kekurangan, tidak berani mengambil resiko dalam perjuangan, enggan berkorban bahkan maunya dilayani dan dicukupi.Mengutip pendapat K.H.Imam Zarkasyi mengatakan “ jangan menjadi manusia cengeng, yang suka mengeluh dan seikit-sedikit mati. Makan tidak, mengeluh mati aku, bekerja berat sedikit, mengeluh mati aku, manusia cengeng seperti ini berapa kali mati setiap hari”.
Sejarah membuktikan bahwa pemimpin besar di masyarakat adalah mereka yang masa mudanya ditempa dengan kebiasaan survive, bekerja keras, prihatin dan sederhana. Kehidupan yang seperti ini yang membentuk kepribadian tegar, pantang menyerah dan terus optimis berjuang.
Jiwa sederhana juga selaras dengan prinsip I’tidal (lurus penuh keadilan), keseimbangan dan sikap pertengahan yang semuanya merupakan nilai-nilai universal ajaran Islam.