Laman

Selasa, 17 Mei 2011

Sejarah Terbentuknya Ponorogo

Meskipun belum dicapai kesepakatan mutlak tentang sejarah berdirinya Ponorogo yang didukung oleh bukti - bukti sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan, namun penelusuran jejak-jejak sejarah itu masih terus diteliti. Berdasarkan buku  Babad Ponorogo yang ditulis oleh Poerwowidjojo diceritakan bahwa asal-usul nama Ponorogo. Bermula dari kesepakatan dan musyawarah antara Raden Katong. Kyai Mirah dan Joyodipo pada hari jum’at saat bulan purnama. Bertempat di tanah lapang dekat gumuk ( wilayah Katongan sekarang ( ???? ). Di dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa kota yang akan didirikan nanti dinamakan “ Pramana raga “ akhirnya lama kelamaan menjadi Ponorogo.  Dalam kebiasaan tutur masyarakat Ponorogo, Bahkan sampai saat ini masih berlaku adanya, Pana artinya adalah telah memiliki kematangan jiwa  dan kesempurnaan dalam keilmuan sedangkan raga artinya  adalah badan , sehingga Ponorogo artinya adalah pencapaian kondisi yang sempurna baik jiwa atau raganya.

Peran Ki Ageng Mirah, sebagi ulama' dan tokoh lokal dan Raden Katong sebagai tokoh pembaru dari Demak Bintoro serta Joyodipo ( sumber lain menyebut Joyodrono ) yang merupakan aparat dari kerajaan Majapahit merupakan keserasian yang membentuk sinergi terbentuknya Kabupaten Ponorogo. Meskipun juga tidak terlepas dari prokontra terutama adalah peran tokoh-tokoh lokal yang menganut tradisi lama, seperti Ki Ageng Kutu, Suro Gentho dll.

Kabupaten Ponorogo adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di utara, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek di timur, Kabupaten Pacitan di barat daya, serta Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) di barat. Ponorogo memiliki luas wilayah 1.371,78 km².
Ponorogo dikenal dengan julukan kota reog, karena daerah ini merupakan tempat lahirnya kesenian reyog, yang kini menjadi icon wisata Jawa Timur. Setiap tanggal 1 Muharam Suro, kota Ponorogo diselenggarakan Grebeg Suro yang juga merupakan hari lahir Kota Ponorogo. Dalam even Grebeg Suro ini diadakan Kirab Pusaka yang biasa diselenggarakan sehari sebelum tanggal 1 Muharram. Pusaka peninggalan pemimpin Ponorogo jaman dulu,saat masih dalam masa Kerajaan Wengker, diarak bersama pawai pelajar dan pejabat pemerintahan di Kabupaten Ponorogo, dari Makam Batoro Katong (pendiri Ponorogo) di daerah Pasar Pon sebagai kota lama, ke Pendopo Kabupaten. Pada Malam harinya, di aloon-aloon kota.
Festival Reog Internasional memasuki babak final. Esok paginya ada acara Larung Do’a di Telaga Ngebel, dimana nasi tumpeng dan kepala kerbau dilarung bersama do’a ke tengah-tengah Danau Ngebel. Even Grebeg Suro ini menjadi salah satu jadwal kalender wisata Jawa Timur. Satu lagi obyek wisata yang yang dapat dikembangkan sejajar dengan obyek wisata didaerah lain yaitu Telaga Ngebel. Panorama yang dapat dilihat di Telaga Ngebel sangat menakjubkan. Danau yang masih alami dan belum banyak terjamah fasilitas umum ini, dikelilingi oleh Gunung Wilis. Merupakan objek wisata potensial, yang mampu mendatangkan turis domestik maupun mancanegara apabila dikembangkan secara matang dan terpadu